Entah bagaimana caranya dia mengisap, yang jelas rasanya aku melayang-layang, aku cuma menLestarisah,
“Ah… ah…”
“Tuh kan, dah merah”, kata dia sambil menunjuk leher aku. Bokep barat Waktu itu gaji pegawai negri belum seberapa banyak kalau dibandingkan sekarang jauh. Kami nonton di bioskop berdua dan disudut seperti biasa, selanjutnya kami berciuman, lalu tanganku bergerilya ke selangkangannya, tangan dia pun juga sama. Akhirnya pun penutupan selesai, aku dan Lestari lantas pergi untuk jalan-jalan kesebuah mall. Beberapa menit kemudian dia tiba. Entah bagaimana caranya dia mengisap, yang jelas rasanya aku melayang-layang, aku cuma menLestarisah,
“Ah… ah…”
“Tuh kan, dah merah”, kata dia sambil menunjuk leher aku. Sempat aku merasa cemburu karena aku sudah mempunyai rasa sama Lestari ini. Aku berusaha untuk tampil semaksimal mungkin agar bisa menarik perhatian ketut LestariLestari Lestari. Kami pergi kesana terus kami memesan meja di tempat bebas rokok yang sepi dan tertutup. Tapi apalah daya, kita belum ada status yang mengikat jadi aku hanya bisamenahan kecemburuanku ini. Tapi apalah daya, kita belum ada status yang mengikat jadi aku hanya bisamenahan kecemburuanku ini. Atau becanda nih?”
“beneran, masak aku main-main.”
“Kapan kamu mau? Oohh ya aku belum memperkenalkan diri, namaku Heri. Beberapa menit kemudian dia tiba. “ah..ah…ah…ah…”, LestariLestari menLestarisah keras.
