But any way, no excuses, I admit that you have won!” Mulutnya diturunkan mencium bibirku sambil pantatnya mulai dinaik-turunkan. Aduhh.. Pinayflix hh.. Aku lalu bilang padanya, “Masih bandel juga ya? Sesekali kurasakan cincin vaginanya menjepit jariku. Sejenak ia hanya duduk saja diatasku tidak bergerak. Karena pakai selimut tangan Sheena menjadi lebih berani masuk ke celah resletingku, akhirnya mencapai batang kemaluanku yang masih ditutup celana dalamku yang sudah basah setempat.Meskipun Sheena sungguh pandai dalam merencanakan rangsangan, posisi kursi pesawat tidak memungkinkan berbuat macam-macam tanpa ‘bikin heboh’. Dengan terpaksa kutahan nafsu birahiku, tapi aku tetap mau balas biar iapun jadi ‘susah’. Celana dalamnya kelihatan agak lembab, segera aku tarik turun lewat kakinya. Sheenapun masuk ke bath-tub dan ikutan duduk berendam. Ia terus-menerus menjilat, mengulum dan menghisap batang kemaluanku hingga aku benar-benar merem melek dibuatnya. Cengkraman cincinnya kembali mendera batang kemaluanku, kini iapun menambah serangannya dengan menaikturunkan tubuhnya sambil ‘cincin’ vaginanya menjepit kemaluanku sedang mulutnya mengunci mulutku. “Ehm..”
Aku tahu kalu ia sudah malas ngomong berarti aku harus tahu diri jangan kaya NATO (No Action Talk Only) yang dulu. “Sheena” if you read this story then you should know that I could be better. Dengan terpaksa kutahan nafsu birahiku, tapi aku tetap mau balas