Sehabis mandi aku langsung merebahkan diri di ranjang dan ku nyalakan televisi, ku pikirkan sebenarnya apa pekerjaan John, kamar tamu saja fasilitasnya begitu lengkap, mungkin John memiliki beberapa perusahaan di sini. Aku tidak tahu apa yang dirasakan Agnes sekarang ini, apa setiap malam ia harus merasakan perlakuan seperti ini? Bokep Tujuan aku cuma satu yakni meminta maaf dengan Agnes secara langsung. Saya juga sesekali menggenggam penis saya yang sudah mengeras di dalam celana. “Man, ini suami saya, namanya John…” Agnes memperkenalkan suaminya padaku.“Herman…” jawabku sambil berjabat tangan dengannya. Aku sangat bersalah dengannya, aku pernah bersama teman-temanku memerkosanya hanya karena sebuah kesalahpahaman. Tubuh Agnes yang terikat masih terbayang-bayang di pikiranku hingga aku berusaha menyalurkannya dengan onani. Melihat ‘live show’ begini, birahiku memuncak, terasa penisku sudah mengeras. Aku melihat anak itu manis sekali, lucu, dan sepertinya mirip denganku. Ya, dia sudah punya masa depan yang lebih baik, tak seharusnya aku menyakitinya lagi dengan persoalan masa lalu, apalagi itu adalah luka yang sangat besar. Agnes hanya meronta-ronta dengan ikatan ditangan dan kaki serta mulut ditutup lakban.Kulihat matanya sedikit berbinar, sepertinya Agnes meneteskan air mata. Melihat ‘live show’ begini, birahiku memuncak, terasa penisku sudah mengeras.
