“Tante.., sempit sekali tante.?”
“Gak papa mas.., terus saja.., soalnya sudah lama siiih tante gak ginian.., ntar juga nikmat..”
Yaaah.., kupaksakan sedikit demi sedikit.., baru setengah dari kontolku amblas.., tante Susi sudah seperti cacing kepanasan gelepar kesana kemari. Mungkin karena hujan tadi jadi para mata keranjang yang biasa nongkrong di warung tante Susi pada males keluar. Bokep china “Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..” desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan
Kali ini tante memasukkan kontolku kebibirnya yang kecil, dengan buasnya tante Susi keluar-masukkan kontolku dimulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Sebut saja namnya Susi. “Rokoknya sudah habis ya.., ntar malem beli lagi ya..?” katanya penuh harap, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, namun mereka gak tahu apa maksud perkataan tante Susi. “Mas Roy burungnya masih bangun ya..?”
Aku hanya megangguk saja, terus sangat diluar dugaanku, tiba-tiba tante Susi meraba burungku. Ah kucoba panggil sekali lagi, “Permisi.., Tante Susi?”
“Oh ya.., tungguu”, Ada suara dari dalam. Lalu aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi.