“Kenapa bu?”, kata si pirang. Bokep HD Dan aku akhirnya telanjang bulat di hadapan mereka. Beberapa kali aku mendesah. “Saya belum pernah. “Tenang bu, ini bagian dari proses pijat kok.”, kata si rambut hitam. Dan membuat suami ibu terus-terusan nempel sama ibu.”
“Beneran bisa?”
“Kami bisa dan siap membantu bu.”, kata si pirang. Aku semakin tak mampu menahan pipisku, dan akhirnya aku pipis. Mereka juga telanjang. Si pirang dengan tangannya yang licin, memijat wajahku hingga leher. “Pijatnya memang seluruh tubuh bu. Bagian tubuhku itu memang sangat sensitif. Mereka berdiri di kanan-kiriku. Aku memegang tangannya untuk menghentikan perbuatannya. Tampan juga mereka. Kan sudah sampai disini. Aku tak bisa bangun untuk pipis. Kan demi kamu.”, kataku. Aku memegang tangannya untuk menghentikan perbuatannya. Pijatannya sungguh nikmat membuatku semakin mendesah. Tampan juga mereka. Kami berlangganan koran, dan koran yang diantar memang dimasukkan ke kotak surat. Akupun mendaftarkan diri untuk mengikuti program lanjutan. Aku malu dan tak mau mereka nanti menjamah tubuhku. “Ibu, silakan tengkurap.”, kata si pirang. Namun karena tahun lalu aku melahirkan, lemak-lemak yang menumpuk selama masa hamil itu masih melekat di tubuhku. Tangan si rambut hitam lebih nakal lagi.