Bisa dibilang, si Willy ini piaraan Mama. Bokep Ada apa denganku ini? Masak pagi-pagi ngentot disini. Mama enggak bakalan bangun. Aku ingin segera menumpahkan spermaku. Benar-benar profesional nih cowok, pikirku. “Ngg.. Ngapain luh?” tiba-tiba kudengar suara Mimi menegurku. Enak banget Will,” katanya dengan suara mendesis. Jelas-jelas aku cowok straight. Genjotannya liar dan keras. Semua orang sudah tidur kayaknya. Mama, aku, Mimi, dan Toni, rutin bawa partner sex kemari. “Benar Wil?” tanyaku. Jauh lebih menonjol kayaknya. Ck.. Dan selama rentang waktu itu, aku jadi pengamat selangkangan Willy jadinya. Sebulan berlalu. Rutukku lagi dalam hati. Dibelakangnya Willy asyik menggenjot kontolnya dalam lobang vagina adikku itu. Pakaian atasannya terbuka memamerkan buah dadanya yang masih kencang dan besar. Meski penasaran, enggak mungkin kan aku permisi ke dia buat liat kontolnya. Soalnya dia juga sering bawa cowok ganteng ke kamarnya. Ia tetap cuek aja seperti biasanya. Entah kenapa, aku selalu berharap akan punya kesempatan lagi untuk ngelihat perkakas gigolo itu. Apakah karena melihat persetubuhan mereka, atau karena serius mengamati kontol besar Willy yang keluar masuk vagina si Mimi itu. Aku jadi menyadari, kalau ternyata saat selangkangannya ditutupi celana seperti itu, ukuran tonjolan diselangkangan itu, memang beda dengan punyaku.
