Kurang lebih sebulan setelah belajar, aku dirasa mampu untuk mempraktekkan ilmuku. Bokep Kuhisap salivanya dan kutelan. Bau rambutnya sangat harum dan aku masih meremas toketnya yang gedhe tadi. “Buka mulutnya”, kataku. “Iya”, kata Denok. Aku pun mencoba iseng. Apa ia tak sadar kalau tak berpakaian? “Apa pendapatmu tentang diriku?”, tanyaku. Kenyal sekali. Aku pun lemas kupeluk mbak Ratih. TV menampilkan film action. Rasanya sungguh nikmat. Dia sudah dalam lapis keempat. Pantatnya yang semok itu membuatku sangat bergairah. Dia sudah dalam lapis keempat. Aku dorong selaput daranya hingga robeklah dia. “Denok berlutut, ayo hadap sini!”, kataku. “Adeeen….oucchh…he-eh den itu. “Jangan hiraukan suara lain selain suaraku”, kataku. “Aku sedang belajar hipnotis nih, boleh nggak jadi subjeknya?”, tanyaku. Kurang lebih setelah dua bulan lamanya aku pun sudah bisa menggunakan ilmu hipnotis. Aku pun masuk. “Aden…!”, panggilnya. Denok kini merebahkan dirinya, ia pasrah kuhisapi teteknya. Aku lalu raba dadanya. Akhirnya Denok pun melepas satu per satu bajunya. Aku ingin sekali mencium mbak Ratih dari dulu, aku lalu menempelkan bibirku ke bibirnya.
