Darahku berdesir. Bokep Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Tak lama kudengar suara Felicia menghilang dan berganti dengan suara penyanyi pria. Biarkan saja. Masuk aja.”Wah.. “Ough.. Sesekali Felicia menggigit bibirku. Biarkan saja. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Sesekali Felicia menggigit bibirku. Aku Boy. Boy..?”Bahasa tubuh Felicia menunjukkan bahwa dia ingin tahu dimana aku duduk. Ke kamar mandi. Aku mengejarnya. Seksi sekali. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Segera kutelepon dia.“Hai.. Gak usah terkejut. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.“Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku dan meremasnya.Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Kamu bisa main piano yah?” Felicia tampak terkejut. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kudengar tawa ringan dari Felicia.“Rayuan ala Boy, nih?”“Lho.. Sementara Felicia juga membuka kaos dan celanaku. Di tangannya ada sebuah kaos. Kami bercumbu kembali. Aku Boy. Kelebihannya adalah lesung pipitnya. Tangannya tak pernah melepas penisku. Benar! Tanganku segera menahan tangannya. Agh..” Felicia mengerang keras. Aku mengejarnya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku.
