“Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya. Bokep Saya sedikit untuk sedikit coba akrab serta mengenalnya. Saya tidak tahu apakah itu. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Intan rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak.Di mobil pun kami diam. Lama kami terdiam.“Kamu banyak diam ya”, tuturnya.“Eh.. “Ah nggak usah dipikirkan mbak”, kataku sambil tersenyum. Penisku yang menegang menyembul keluar dari CD.Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum. Aku pun masuk kamarku dan tertidur. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi wanita. Ia ketawa,“Ada-ada saja anda ini”. “Apa ini?”, tanyanya. Aku pun memasukkannya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. “Aku juga cinta kamu wan, dan aku bingung”, katanya.“Aku juga bingung mbak” Kami berciuman lagi. Mbak Intan dan aku terbangun. Saya bertumpu di sofa, saya tak lihat tv namun lihat mbak Intan. Aku lalu datang kepadanya. Aku pun memasukkannya. Sesak sampai saya tidak dapat memikirkan lagi mbak, rasa-rasanya sakit sekali saat saya mesti membohongi diri bila saya cinta ama mbak”, kataku.
