Lalu ia mengulum kemaluanku yang berbulu. Bokep Aryo berpegangan erat di pinggangku, jantungku berdegup, namun aku berusaha biasa aja. Malam itu rasanya dingin sekali, jalanan basah karena hujan beberapa saat yang lalu. Kalo Aryo nyesel, Mas Deni minta maaf, kejadian ini bener-bener sebuah kecelakaan.”
“Ngga pa-pa kok..” jawab Aryo.Lalu ia terdiam sesaat. “Nggak kok Mas Den, nggak pa-pa”, jawabnya sambil menunduk. Aryo berpegangan erat di pinggangku, jantungku berdegup, namun aku berusaha biasa aja. Tolong Tante ya?” pinta Tante Ida. “Duduk sini, Aryo”, kataku sambil menarik tangannya. Segera saja dia memelorotkan celanaku. Dalam perjalanan pulang aku bercakap-cakap dengan Aryo. Trus, kamu nggak boleh ikut soalnya kamu nggak libur.”
“Ooo soal itu”, kata Aryo. “Matamu!” umpatku pelan. Tidak berapa lama, perutku terasa sakit. Tak berapa lama aku tiduran, terdengar ketukan pada pintu kamarku. Aku membuka kancing celana jeans birunya, dan seketika itu pula kupelorotkan celananya. Ia memegangi kepalaku dan ingin mengulum kemaluanku yang tak kalah menantang, namun aku tak mau melepaskan kulumanku. Aryo tidak menghiraukanku. Aku menggeleng, “Jangan, kamu kan masih kecil!” kataku. Aku segera menghidupkan TV dan menontonnya. “Oke, makasih. “Lalu kenapa?” tanyaku. Sepertinya karena aku makan sambel tadi sore, pikirku.