Itu bisa dilihat dari sisa nasi di tempat nasi. Pinay porn Seminggu kemudian Mas Pras pulang. Cepat kupetik papaya di depan rumah ( padahal itu milik Lik Yanto, tetangga) kubelah pakai pisau. Ini susuknya. Padahal Mas Pras dan Mbak Narsih itu putih semua. Kuuuunnnnakuuuuuuuuukeluar.. Terasa berat kakinya bagi tubuhku yang masih kerempeng. Mbak Narsih diam saja dengan sikap manis. Rasanya aku tidak krasan tinggal di neraka ini. Tiba-tiba aku merasa malu, takut kalau Mbak Narsih menoleh dan melihat celanaku basah. aku mencoba pedekate dengan Mbak Narsih. Keringat bermunculan di wajahku, mataku jadi terasa panas. Aku harus pulang, menyiapkan meja makan. Mulutnya menganga, matanya menatap liar. Makin ke dalam semakin hangat dan nikmat. Celanaku semakin mengggembung. Kun, kita gak bisa makan siang. Aku ngompol! Aku aku cuma baca-baca koran kok Mbak. Telapak tanganku merasakan kulit Mbak Narsih begitu hangat. Kiri, kanan, kiri lagi. Cepat kuambil keset di ruang tamu, kubasahi dengan air cucian dan kututupkan ke kompor yang menyala itu. Setelah tiga hari hanya di lap dan dipel dengan handuk basah., pagi itu dia minta dimandikan dengan air hangat. Kuserahkan tas kresek dan uang kembalian, tapi Mbak Narsih tetep sibuk marut kelapa.
