Wajahnya yang memerah itu dialiri butiran-butiran keringat. Bokep Seperti dengan Mei dan Yen dulu, kamar mandi itu berubah menjadi arena pemuasan nafsu birahi. Rambut kemaluan yang hitam legam itu memberi pemandangan yang sangat indah dan kontras di atas kulit yang putih dan mulus itu.“Udah puas lihatnya?” tanya Dewi. Rok sedikit di bawah lutut dan blazer biru terang itu cukup memberi gambaran bentuk tubuhnya yang seksi. Aku dan Mei juga mau puas-puas.”
“Ngomong-ngomong, gimana sih sampai mereka bisa mau?” tanyaku.“Haha..”, Yen tertawa. Ia mendekatkannya ke kepala Fenny yang menjerit kenikmatan. Dan pantatnya. Ia segera menggoyang pantatnya dengan liar sambil melenguh-lenguh nikmat. Buah dadanya membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitanku. Kupandangi keempat wanita Cina yang putih mulus, cantik montok dan bahenol itu dengan nafas yang menderu-deru. “Kawin sih udah”, sahut Yen sambil ketawa lagi. Kutekan pantatnya itu ke arahku dalam gerak menyerupai persetubuhan. Aduhai! Maklum, usiaku sudah 39 tahun, sebelas dan sepuluh tahun lebih tua dari Dewi dan Fenny. Kemaluanku yang sudah tegak tanpa halangan langsung menembus kemaluannya, bersarang sedalam-dalamnya. Kedua wanita itu bergayut di bahuku, Fenny di sebelah kiri dan Dewi di sebelah kanan.