Kan belum masuk?” kudengar Nia berbisik protes. “Masa?” tanyaku. Bokep Kubuka baju atasku, menempelkan dadaku ke payudaranya, menekan dan menggesek, menikmati semua keluhan dan rintihannya yang tertahan ketika bibirku mengulum bibirnya.Ah.. maaf..” Aku beringsut ke bangkuku sendiri, menutup mukaku dan menangis seperti seorang anak kecil. Di tengah jalan hampir saja aku terjatuh, reaksi Nipam di tubuhku masih belum hilang benar. Kuambil ‘tik’ obat di saku belakangku. Aku sangat terharu, karena aku juga tahu betapa ia menyayangiku, namun karena persahabatan adalah yang terpenting baginya, ia rela menyerahkan kemenangan itu kepada Enni. “Jalan yuk.”
“Hah.. pikirku saat itu. “Nih..” ujarku saat mengecup bibirnya dan dadanya. “Sayanghh..” Nia membalas ciumanku. “Untunglah..” kataku tanpa memperdulikan bibirnya yang terlipat. “Nia, jalan yuk.”
“Ha? hh.. “Pulang, pikir dulu perbuatan kamu, baru temui aku lagi!” Huh, ya sudah, pikirku sambil beranjak keluar mengambil sepeda Federal-ku dan ngeloyor pulang. “Bagaimana bisa pengertian kalau sifatnya seperti itu terus?”
“Yaahh.. Hari-hari terasa sangat berat tanpa kehadirannya, bahkan aku pun punya rasa sedih akan kehilangan seseorang (setidaknya itulah yang kupikirkan saat itu).
