“Silahkan duduk Den.”
Aku duduk di ruang tamu. Buat mereka life style seperti ini murah bukan main. Bokep Detik berikutnya baru aku sadar di mana aku. Kedua tangannya bertumpu di atas meja. Kami mengobrol panjang lebar hingga tengah malam. Lima menit aku terbengong-bengong sendiri. Sampai jam 5 sore, waktu karibku menelpon aku malah buat janji dengannya untuk clubbing di Zanzibar. “Duduklah dulu, kopimu sedang dibuatkan.”
Masih pura-pura lesu, aku kembali ke tempat duduk asalku.“Kamu kenapa lagi Rick?” Felly bertanya dengan lembut. Setengah jam kemudian aku telah lupa bahwa aku sudah tidak ingin lagi bertemu dengan Felly. Aku sudah beres-beres ketika interkom itu berbunyi lagi. Jam 6 pagi aku meninggalkan rumahnya. Entah mengapa aku tidak dapat lepas darinya.Kalau aku tidak bertemu dengannya, tidak ada sama sekali rasa kehilangan atau kangen atau apalah namanya. Kedua tangannya bertumpu di atas meja. Yang aku tidak habis pikir, besok bila Felly menelponku, aku akan memberinya sejuta alasan masuk akal tentang kemangkiranku dan dia akan memaafkan.