Aku terangsang hebat sekali sehingga harus menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menahan rangsangan ini. Tangannya memainkan bulu dadaku. Bokep Ida, kita sama-sama.. P-ku makin menegang dan membesar. “Mau ngapain?” “Jalan aja, kalau ada film bagus kita nonton di sana aja”. Makanya waktu itu aku berani aja. “Ida.. Percayalah” katanya lembut sambil mengecup keningku.Aku berbaring menjauhi tubuhnya dengan hati kecewa dan penuh tanda tanya. Habis mandi agak siang tadi lalu mengantuk” katanya sambil mengulurkan tangannya. Ia memberi isyarat agar aku berada di atas. Ayo kita berangkat!” Kami berangkat ke Gadog.Sampai di Gadog kuajak dia ke salah satu wisma yang ada. “Ida.. Kini mulutnya mulai menjilati kantung penisku. Bahaya, nanti keterusan” kataku. Ida bangun kemudian ke kamar mandi, dalam keadaan polos. Muka kami berdekatan. Setengah jam lebih berlalu. Aku kembali terangsang dengan cepat oleh aksinya. Serr.. Setengah jam lebih berlalu. Ida semakin merapatkan selangkangannya pada selangkanganku, sehingga kadang terasa agak sakit jika dia terlalu keras menindihku. Dalam posisi di atasku sambil menahan tubuh dengan tangannya Ida menggerak-gerakkan pinggulnya mencoba memasukkan penisku ke dalam liang kenikmatannya tanpa bantuan tangannya.
