Sekali lagi aku diterkamnya sehingga
hanya bisa berbaring pasrah di sofa yang besar dan empuk
itu.Pak Gatot kembali menciumi bibirku sementara kedua
tangannya dengan ganas meremas-remas buah dadaku. Bokep Kemudian Pak
Gatot sedikit mengangkat pinggulnya. “Gila bener kamu Vicki, padahal cuma Bapak mainin buah
dada dan puting kamu, ternyata kamu udah orgasme segini
hebatnya. Dengan wajah khasku yang memerah bila malu-malu, aku
turun dari ranjang sementara Pak Gatot duduk di tepi
ranjang. Kemudian
tangan kirinya menarik rambutku dan menciumi bibirku
yang mungil dengan kasar, sementara tangan kanannya
meremas-remas payudaraku yang sebelah kiri dengan
gemasnya sehingga kemejaku mulai awut-awutan. Aku kembali
berteriak kecil karena kaget campur perasaan gembira
tidak menentu membayangkan apa yang selanjutnya akan
dilakukan Pak Gatot terhadapku. Aku ingin
membalas hangatnya rangkulan Pak Gatot, tapi berhubung
masih ‘bau kencur’ dalam urusan seks, aku malu-malu dan
hanya diam saja, tapi hatiku berdebar-debar dan ekspresi
wajahku menunjukkan kegembiraan.Pak Gatot mulai bercerita bahwa sudah sejak aku kelas
satu ia mengincarku saat melihat aku dalam pelajaran
olahraga memakai kaos. Aku menjelaskan bahwa panjangnya mungkin hampir sama,
tetapi kontol Pak Gatot lebih lebar. Setelah puas minum, Pak Gatot langsung berkata dengan
tatapan nafsu, “Vicki, ayo ke kamar aja, ranjangnya
besar, lebih enak, kamu boleh menjerit sepuasnya.”
Aku lagi-lagi tersenyum malu, namun menjawab dengan
sedikit khawatir, “Hah? Jadi
kamu nggak usah takut, pokoknya nurut aja,” ujarnya
lagi. Kedua telapak tangannya yang hitam dan
kuat