Kami mondar-mandir di depan gerbang sambil memandangi satu per satu mahasiswa yang keluar, kami tidak mau Rianti terlewat.“RIANTIII!!!!….” teriakku ketika melihat Rianti yang berjalan keluar gerbang, cepat-cepat ku hampiri dan kutarik tangannya agar dia tidak menghindariku lagi. Ku kembalikan kunci motor Mamat, “Ada urusan mendadak kali, bro…”. Bokep HD Hisap kontolku!” perintahku kasar. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 22:00 seharusnya mahasiswa sudah pulang. “Aku sebenarnya tidak enak menceritakannya, tapi kamu sahabatku, aku tak bisa sembunyiin ini darimu…” kata Mamat. Setelah selesai membagi hasil, kami hanya bersantai minum kopi menunggu jam tujuh jadwal buka kios tambal ban kami. Pelan-pelan dia melepaskan kancing baju tidurnya, tubuhnya putih sekali, sepertinya lebih indah dari Rianti. Susunya telah kemerahan akibat ciumanku, cupangan, gigitan, juga cubitan jariku. Mamat yang pengertian akan keadaan ku akan membantuku mencari informasi, karena aku yakin kalau aku ke sana, ibunya tidak akan memperbolehkanku bertemu Rianti.Mamat pun mendapatkan informasi yang lebih lanjut, keluarga Rianti dari orang berada, mereka tidak mau Rianti berhubungan dengan aku yang dari kalangan orang susah.
