Susu buatan Maya itu kucicipi, lalu kuteguk habis, kemudian kembali ngobrol dengan
mereka.Saat itu jam menunjuk angka tujuh malam. Mana coba saya pijitin lehernya,”
Wati pindah duduk kesampingku sambil memijiti tengkuk leherku, agak enakan rasanya setelah jemari
lentik Wati memijatiku.“Nah, biar lebih cepat sembuh saya juga bantu pijit ya,” Maya pun bangkit dan duduk disampingku,
posisiku jadi berada ditengah keduanya.Tapi, astaga, Maya bukannya memijit leherku malah menjamah celana depanku dan memijiti penisku yang
mendadak tegang dibalik celana.“Ahh Mbaak.., mmfphh.. Bokep Mbak Maya dan Mbak Wati boleh kesana sekitar jam itu,
saya tunggu ya,” jawabku. Maya walau agak gendut
jadi terlihat seksi mengenakan jeans ketat dipadu kaos merah ketat pula, sedangkan Wati yang langsing
semakin asyik pakai rok span mini dipadu kaos kuning ketat.Rumah kontrakanku type 36, jadi hanya ada ruang tamu dan kamar tidur yang ukurannya kecil, selebihnya
dapur dan kamar mandi juga sangat mini dibagian belakang. Emm, gimana kalau saya kasih alamat saya, ini kartu nama saya dan kalau boleh Mbak berdua tulis
namanya disini ya,” kusodorkan selembar kartu namaku sekaligus meminta mereka menulis namanya dibuku
saku yang kubawa.“Oh Mas Andy toh namanya. Aku pingin seperti Maya Masshh.. Aku pun kembali tidur dan menghayalkan kenikmatan tadi.,,,,,,,,,,,,,,,,