Sampai di pertigaan jalan Panorama macet lagi. Video bokep “Bajunya engga usah dimasukin”, sarannya. Kepalanya naik turun di pangkuanku. Kulihat Sari berdiri di tepi jalan, tapi tak sendirian. Aku yang makin penasaran ingin menidurinya. “Mama tadi pesan”. Entah kenapa Sari mau saja kuganggu. Terkadang nakal dengan sedikit menggigit. Nikmatnya.., Baru kali ini aku menyetir sambil dikulum. Mulailah aku menyusun rencana. Sari melepaskan ciuman, bangkit, memeriksa sekeliling. Kalau bawa orang lain bisa terbongkar belangku oleh kawan kantor. “Oh ya.., sini Sari rapiin”. Kanan kembali ke Setia Budi. Walaupun jam kerja resmiku sampai pukul 17, tapi aku jarang bisa pulang tepat waktu. Kulepas tanganku dari “susu segar” Sari, aku belok kiri. Sari menyambut dengan permainan lidahnya. Sayangnya, aku harus membagi konsentrasiku ke jalan.Menjelang pertigaan Cihampelas Sari melepas jilatannya, bangkit melihat sekeliling. “Hee.., stop.., stop Mas..”, serunya. Sementara ujung telunjukku memencet clitorisnya. Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun. “Maaf Mas, lain kali saya mau deh.., bener. Tangannya kutuntun ke selangkanganku. Tanganku menyusup ke balik CD-nya. Roknya selalu model mini dan cara duduknya sembarangan. Segera kurebahkan jok Sari sampai rata, kuserbu bibirnya. Tapi, peristiwa ini harusnya tak seorangpun boleh tahu. Saatnya segera tiba. Tangannya kutuntun ke selangkanganku. Aku penasaran! Segera kurebahkan jok
