Beberapa kali aku menarik nafas panjang mencoba menenangkan diri. Bokep rusia Mbak Irma menggelinjang-gelinjang naik turun. “Lumayan juga hotelnya,” ujarnya sambil memperhatikan sekeliling kamar. Ia menggeliat-geliat sambil memejamkan matanya. Menyadari kelebihannya itu, ia selalu memakai celana panjang dan baju-baju atau kaos yang ketat. Akirnya kami sama-sama telanjang. “Lumayan juga hotelnya,” ujarnya sambil memperhatikan sekeliling kamar. Sementara bibir surganya sangat indah, mungil berwarna merah kecoklatan. Aku menggelinjang merasakan nikmatnya permainan bibir mungilnya. Ia merunduk menempelkan HP di telinganya. Tidak lama kemudian kedua kakinya rapat menjepit kepalaku diiringi erangan panjang yang memilukan. Keadaan itu justru membuat janggal hubungan kami.Mbak Irma seakan mengerti usahaku untuk menjinakkan liar mataku. Seakan sengaja mempertontonkan buah dada dan lekukan-lekukan indah tubuhnya. Tetapi aku terus meremas payudaranya dari belakang dan menciumi pundaknya.Akhirnya Mbak Irma mengikuti kegilaanku selagi dia telepon suaminya. Akan tetapi kesadaran itu sudah terlambat, Mbak Irma telah menangkap basah kelakuan mataku yang nakal. Aku seringkali berpaling ke arah lain kalau berbicara dengannya. Sementara pantatku terus kudorong ke atas. Wajahnya lekat diselusupkan di leherku. Aku tak dapat lagi menceritakan bagaimana nikmatnya saat itu, apalagi Mbak Irma adalah fantasiku selama ini.
