Tapi kalo tau memeknya enak begini, pasti dari dulu aku pacarin dia“Teru yan..terus ya… terus ya…” celotehnya gak beraturan. Bokep Kemudian aku pindah kesebelah Rianti dan tidur memeluknya. Pentil hitam Rianti sungguh menggoda, aku tak puas-puas menyedotnya, dan rianti cuma melenguh-lenguh kecil sambil menutup matanya.Ciumanku turun kebawah lagi, aku menciumi perutnya. Aku melanjutkan membuka celanaku… he..he..he… ngapain nerusin dikocok pake tangan kalo ada memek basah yang nganggur Setelah membuka celanaku aku kembali menindih Rianti dan menciumnya. Dia sudah tidak sabar, dia menggapai penisku dan mengarahkan ke memeknya. “Ayo yan, gue dikit lagi” seru Bernike.“Gue juga dikit lagi na” kataku.“Keluarin didalem aja yan, gue dah aman” katanya.Aku memompanya dengan variasi, kadang pelan, kadang kencang. Tidak sulit sebab memeknya sedang banjir lendir. Dengan bra melonggar, aku mulai meremas-remas dadanya dengan lebih bebas, kadang aku memutar-mutar pentil dadanya. Bernike cuma mendesah-desah keenakan. Yang lain tertawa.“Apalagi gini” lanjut Bernike yang kemudian mencium bibir Heru.Gila, mereka frech kiss didepan aku ! Aku mengelus (ato lebih tepat meremas) semua bagian tubuhnya yang bisa aku jangkau, punggungnya, pingganynya pantatnya dan tentu aja dadanya yang besar menantang itu (walau agak sulit memang dalam posisi berdiri)“Yan, dikarpet aja yuk” ajak Rianti.Aku mengangguk dan menuntun Rianti ke sisi karpet yang