Dia bangun dan mendekapku sambil merebahkan tubuhku lagi. Kami saling berangkulan di atas rumput, tersenyum dengan peluh membanjiri tubuh. Bokep HD Kupeluk Mas Putra dengan tubuh berkeringat dan lemas. Perlahan tangannya turun ke pusar, terus membuka reslueting jeans pelan, merogoh ke dalam CD tanpa mengeluarkan penis. Di atas aku menunggu 5 menit sampai Mas Putra menyusul dengan membawa sleeping bag 3 buah. Aku memang egois. Setelah saling menyapa, kami menonton sambil mengobrol. Kembali kami saling berangkulan. Kami bercumbu sebentar, menenangkan diri dengan penis tetap menancap di vagina. Kemudian dia mengecup payudaraku pelan, mengulum. Mingggu ini aku sendiri lagi. Pelan dia menurunkan CD-nya, memperlihatkan kepala penisnya yang coklat, kemudian batangnya yang lumayan besar untuk ukuran orang Indonesia. Terasa penetrasi lebih dalam dan dinding vaginaku terasa geli dan nikmat. Hangat. Aku melepaskan cumbuannya, dia memandangku. Tapi aku berpikir, why not, tidak ada ruginya. Mas Putra tidak perduli, terus mengocok penisnya, aku menjerit pelan begitu klimaks, memeluk Mas Putra lemas yang terus menggenjot sampai dia pun klimaks. Cumbuannya makin turun, tangannya kemudian membuka jeans-ku, aku membantu dengan menaikkan kaki. Aku mendongak, dia langsung menyambar bibirku. “Satu persatu, biar fair..,”
“Oke.”
Aku membuka sweater cardiganku yang melapisi tank top yang kupakai.
