Wajahnya penuh airmata.“Kenapa jadi begini, Ermita? Bokep china Apa kau sudah siap jadi suami?”“Ah saya tidak sejauh itu, Om”, Andi menyeringai.“Ya, hati-hati saja”, kataku pelan.Dan Andi keluar. Aku tak berani membawa dia ke dokter pengguguran kandungan. Dia menghentikan langkah, menoleh.“Ihh kukira pengemis Jakarta minta recehan,” katanya.“Bukan playboy bernama Om Robby?”, kataku tertawa.“Iya playboy yang jadi bapak kedua anakku”, katanya.,,,,,,,,,,,,,,,,,, Isteri?”“Ndak. Barangkali dia tahu aku bukan orang jahat.“Kamu pernah ngentot?” Kataku setelah beberapa lama. Tidak ada yang marah.”“Mita harus ngantar belanjaan ini dulu pulang.”“Ya antarkan. Dia.“Ayo naik Ermita.”“Naik kemana?”“Ayo naik saja.”“Nanti ada yang marah.”“Siapa yang marah? Untung deh bukan aku yang ngerjain Om.”Aku bergidik, kurasakan keringat dingin memercik. Terhuyung-huyung dia bangun dan kembali masuk kamarmandi, kelihatannya masih pusing. Lama.“Om.”“Ya?” Aku tetap memusatkan perhatian ke jalan yang penuh kendaraan lain.“Berapa … berapa … om mau membayar kalau aku … kalau aku .. Dia menatapku. Aku juga. Dan bank-nya tadi sudah tutup. Segera aku turun dari pembaringan pergi ke kamar mandi. Rambutnya sudah dipotong, dikurangi jadi lebih pendek sampai bahu sehingga tampak lebih rapi. Lalu beralih ke betisnya, mencium dan menjilat juga di sana, lalu lipatan lutut berganti-ganti kiri dan kanan, naik ke paha dan pangkal paha yang setengah mengangkang diantara kepalaku.
