Lidah Dewi menari-nari mengolah kepala penis Dimas, menjulur menjilat precum lalu menghisapnya hingga Dimas mendesis tak terkendali, saat itu juga Dewi mengerang dengan keras.“Ohhh, Dewi nyampeeee emmmmm ahhh!!!” Dia membanjiri muka Partodi dengan lendir orgasmenya. Bokep Burungnya yang keras tadi kini agak mengendur tapi masih saja besar mengembang. Dewi berakting masih seperti mencari sesuatu di rak. Tubuh Dewipun berayun ayun menerima genjotannya. Reza lalu mengikuti perbuatannya. Hatinya gembira dan berdebar-debar. Lama juga emaknya mandi. Fasa hanya mengangguk.“Ya udah, hati-hati di jalan. Tadi pagi di ngomong gitu ke aku.” sambung Partodi. “Gak boleh kaya gitu, Fasa… sekarang Fasa ikut bapak” dengan mearik sletingnya ke atas Fasa mengikut saja Pak Lambertus. Adam mengangkat Dewi yang berlutut, membantu melepaskan kaos hitam dan beha. Dia yakin Ibu dan bapaknya Fasa sedang melakukan hubungan seks. Tanpa sadar, dia ikut mendesis.Aris berlari kecil ke arah warung Partodi. Di kamar sebelah, sekali lagi dia mendengar suara ibunya mengerang dan mendesis. aduuhhh tolong lepasin mbakkk”
“Kamu suka gak ngegarap mbak malam itu?” Dewi lepaskan kontolnya perlahan-lahan. Kecapean. Apa salahnya menunggu, lagian Ibunya Fasa terlihat benar-benar sangat seksi. Tangan Fasa mulai bermain dengan buah dada ibunya. Fasa hanya mengangguk.“Ya udah, hati-hati di jalan.