“Wah, akhirnya ya…”, singgung mamanya, memang sejak Karen lulus sekolah, mamanya juga risih karena Karen cuma bisa malas-malasan di rumah, bukannya bantu orang tua bersih-bersih, namun Karen hanya tidur-tiduran dan nonton televisi saja.Karen sangat senang, ia tertidur pulas di kamarnya dengan belanjaan yang belum ia periksa ketika sampai di rumah. Bokep HD “Mahal tuh bayarannya!”, sambungnya. Kantor pemotretan, mereka bergerak dibilang pemotretan khusus majalah dewasa. “Hai semua…”, sapa Karen. Tubuh seksinya memang indah, dengan susu yang sedikit montok walaupun baru tumbuh dewasa, terlihat segar walaupun kulitnya tidak begitu putih, puting susunya merah muda, bagian selangkangannya ditumbuhi jembut-jembut halus, tiada cacat di sekujur tubuhnya. Karen berpikir bahwa pelan-pelan ia bisa mengajak teman-temannya untuk ikut bergabung. “Wah, saldonya bertambah…”, kata Karen dalam hati kegirangan setelah beberapa kali bolak-balik ke ATM akhirnya membuahkan hasil. Guntur membuka mulut Karen lalu disodorkannya penisnya masuk ke mulut Karen. Kamera terus disorot hingga Fahmi dan Guntur mulai melepaskan bra dan celana dalam yang masih dipakai Karen.Karen ingin menolak, namun badannya tidak bisa digerakkan, bagaikan obat bius, dia hanya bisa melihat dan menangis, tanpa bisa berteriak.Terpampang sudah tubuh indah Karen, bukan hanya di depan Fahmi, Guntur, Yesi dan Florensia, melainkan di depan kamera yang entah ke depannya akan ditonton




















