Akhirnya kubalas kuluman bibir Wati, kusedot
bibir tipisnya yang mirip Enno Lerian itu.“Waduh.., gede juga Andy juniornya Mas,” ucapan Maya kudengar tanpa melihatnya karena wajah Wati yang
berpagutan denganku menutupi.Tapi aku tahu kalau saat itu Maya sudah membuka resleting celanaku dan mengeluarkan penisku yang
tegang dari celana. Bokep korea Astaga sudah jam setengah 5 sore, aku segera
membukakan pintu utama kontrakanku untuk melihat siapa yang datang.“Sore Mas Andy, duh baru bangun ya? Enakhh ughh,”
“Engh.. Sekedar coba Mas, siapa tahu Mas jadi
pingin beli lebih banyak?” Maya menawarkanku setelah obrolan kami semakin akrab.Belum sempat kujawab dia sudah bangkit dan menanyakan dimana letak dapur, ia pun menyeduhkan secangkir
susu greng buatku. Enakhh ughh,”
“Engh.. Kok saya pusing jadinya Mbak? Susu baru buatan lokal tapi oke punya. Emm, gimana kalau saya kasih alamat saya, ini kartu nama saya dan kalau boleh Mbak berdua tulis
namanya disini ya,” kusodorkan selembar kartu namaku sekaligus meminta mereka menulis namanya dibuku
saku yang kubawa.“Oh Mas Andy toh namanya. Meemmppffhh.. Aku pun kembali tidur dan menghayalkan kenikmatan tadi.,,,,,,,,,,,,,,,, Setelah itu, aku rebah dikasurku dan Maya segera mengulangi aksinya
menjilati, menghisap penisku yang semakin mengeras.Maya bagaikan serigala lapar yang mendapatkan daging kambing kesukaannya.




















