Lalu dipeluknya bocah itu penuh rasa sayang.”Terima kasih, Mi.” gumam Safiq di sela-sela pelukan mereka.Anis mengecup pipinya lalu membimbing anak itu untuk pindah ke kamar, sekarang sudah waktunya untuk tidur. Kalau dia yang beriman saja merasa seperti ini, bagaimana dengan Safiq yang ingusan? Indian Porn Perlahan mulutnya turun saat Anis menarik kepalanya. Mereka mengobrol banyak, mulai dari sekolah Safiq hingga saat-saat intim mereka berdua yang menjadi semakin sering.”Kamu nggak bosen nenen sama Umi?” tanya Anis sambil membelai rambut Safiq yang lagi-lagi tenggelam ke belahan buah dadanya. Badan kurusnya kejang saat spermanya berhamburan mengotori sarung dan tangan Anis. Dosa dan neraka sudah lama hilang dari pikirannya. Penisnya meledak menumpahkan segala isinya yang tertahan selama ini. Kalau tidak, akan percuma lantunan tobatnya selama ini.Tapi benarkah seperti itu? Dan terus makin ke atas hingga menemukan CD yang membungkus pantat bulatnya.Anis sedikit terhentak saat Safiq memegang dan menarik turun kain mungil itu. “Tidak apa-apa. ”Seharusnya umi yang tanya begitu,” sahut Anis, dan mereka tertawa berbarengan.Sejak saat itu, hubungan mereka pun berubah. Jari-jarinya memijit untuk merasakan tekstur bulatan yang sangat menggairahkan itu.










