Selang beberapa menit kemudian aku kembali menjantani Timo. Tentunya aku masih bingung harus berkata apa, menjelaskan bagaimana pada Timo. Bokep HD Dia menggenggam tanganku lagi dan menarikku untuk duduk di sofa. “Ini pertama kali aku ngelihat orang main beneran—bukan cuma di bokep,” katanya polos. Tak lama kemudian kontol Timo memuncratkan sperma berulang kali, menghujani dada dan perutnya selagi kontolku masih terus memakai lubangnya. Timo cukup berbulu lebat, di dada, perut, paha, lengan, dan kemaluan. “Udah, cukup. Duluan aja, ‘Win.” Dan Edwin pun pergi. Timo blasteran Indonesia dan Swedia, dan untuk ketampanan dari satu sampai sepuluh aku nilai dia sembilan —kurang satu karena dia suka kucel ngga mandi, ahem, dan teramat sangat banyak yang suka. Kamu tau dari dulu aku suka kamu,” kata Timo. Di sekitarku duduk dua orang temanku dan Budi. “Thanks,” kata Timo pelan.Aku beranjak mengambil handuk. “Udah, cukup. Dan itu, entah Budi sadar atau tidak, benar- benar secara tidak langsung mengiyakan Edwin. Aku rasa dia dijauhi karena sifat suka pamernya—pamer pengalaman dengan A, dengan B, dan sebagainya— yang aku rasa banyak dibuat- buat juga.“Gue baru kenal cowo nih.
