Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Bokep Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) orangnya terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Tiba-tiba dia memelukku lagi.“Dingin banget” katanya. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Dia menggigil kedinginan. Aku tersenyum saja. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra
” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok.Bu Anis umurnya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms.