Aku lihat pergelangan tanganku, memang baru jam 9 malam, tapi aku masih ingat anak dan istriku yang pasti menungguku. Bokep jepang “Aku ingin sekali, Santi, Tapi Aku takut Kamu belum menerima Kakak.”
“Lakukanlah Kak, Santi rela, dan benar-benar mengharapkan belaian Kakak.”
Aku terharu mendengarnya, dan tanpa buang waktu lagi, kupeluk tubuhnya erat, Dua buah gunung kembarnya terasa mengganjal di dadaku menghantarkan aliran gairah yang bergejolak. Aku lihat pergelangan tanganku, memang baru jam 9 malam, tapi aku masih ingat anak dan istriku yang pasti menungguku. Sekarang aku yang mendesah tak karuan, apalagi dengan pandainya Santi menjilati puting dadaku. Aku semakin semangat, seluruh lekuk tubuh Santi tidak ada yang lolos dari jilatan lidahku.Melewati perutnya yang ramping, kusibakkan bulu kemaluannya yang lebat, dan lidahku mulai asyik menjilati klitorisnya, kadang menerobos lubang kemaluannya. Apa lagi waktu doggy style, goyangan pantatnya sungguh nikmat sekali. “Hem..,” Santi mengangguk mantap.Senjataku yang masih on di dalam kemaluan Santi mulai kunaik-turunkan kembali, pelan tapi pasti, Santi mulai terbawa nafsu kembali. “Aku sebenarnya lebih Sayang Kamu, tapi realitanya Dia istriku yang harus Aku sayangi juga.”
Santi mengangguk, mungkin merasa puas dengan jawabanku.“Sudahlah, jangan dibicarakan lagi, yang penting kita nikmati malam ini bersama, ok..?”
Aku segera membelokkan mobilku memasuki sebuah hotel di pinggiran kota Jakarta.
