Akhirnya aku cuma bisa pasrah dan diam. Bokep india Namun aku diam saja, yang penting dia sudah mau aku ajak pergi, tinggal penyelesaiannya saja.Lagian kenapa harus minta tanggung jawab, aku tidak melakukan apa-apa dengannya, pikirku lagi. Mas..”, jerit Eksanti panjang. Bukannya melarang, Eksanti malah mengambil sabun, dan mulai menyabuni tubuhku. “Bagaimanapun juga khusus untuk yang satu ini, Santi tidak dapat memberikan buat Mas lagi. Aku jadi menciptakan untuk memaksanya saja melakukan persetubuhan, tetapi hal itu bertentangan dengan hati nuraniku. “Kamu telepon aku, kasih tahu kamu lagi dimana saat itu, lalu aku akan bertemumu di sana, bagaimana?”, tanya lagi. Saat itu juga saya merasa hampir saja memuntahkan cairan hangat dari ujung kejantananku yang hampir meledak. Mula-mula terasa seret memang, namun aku malah semakin menyukainya. “..yes!”. Eksanti akhirnya membuka kaos ketat warna orange-nya di depan mataku. Mata Eksanti terpejam. “Kenapa, Santi, ada apa ‘yang?”, saya bertanya sambil menarik kami dari liang kewanitaannya. Bukit-bukit di dada Eksanti naik turun seiring desah nafasnya yang mengejar. Aku meremas jemari dengan perlahan lalu perlahan aku mengangkat menuju bibirku. Entah mengapa, ketika membocorkan mata Eksanti yang sayu itu, pikiranku jadi masa-masa indah yang pernah kami alami dulu. Tubuhku akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuh Eksanti.
