Aku benci dengan semua orang yang bahagia melihat Mbak Indri diambil orang lain. Bahkan dia menekan dadanya yang membusung padat ke dadaku.“Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya. Bokep Tapi aku tidak tahu apa arti semuanya itu. Sementara Tante Maya pergi membawa Bobby, aku dan Linda duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yang menunggang kuda dengan gagah.Tidak banyak yang kami obrolkan, karena Tante Maya sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sambil terus-menerus memuji. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yang tersisa tinggal sepotong celana dalam saja.Sedikitpun aku tidak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalau di rumah. Dan aku merasakan kalau bagian tubuhku yang vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Tidak ada yang istimewa. Kehangatan tubuhnya begitu terasa sekali.Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Hanya saja Ayah belum bisa membelikannya. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.“Linda..”Aku tersentak ketika Linda melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yang tersisa melekat di tubuhnya. “Ayo dong, jangan diam saja…”, bisik Linda disela-sela tarikan napasnya yang memburu.
