Kami saling berangkulan di atas rumput, tersenyum dengan peluh membanjiri tubuh. Aku membenahi baju dan beranjak menuju perpustakaan yang tidak jauh dari situ. Bokep barat Kuciumi dadanya, putingnya kukulum pelan, dia menggelinjang, mendesah. Cool. Kemudian dia merangkulku pelan, saling berpagutan. Aku meraih penisnya dan mengelus-elus pelan, sambil dia mencumbu leher dan bibirku. Kami saling berangkulan lagi. Dia mengerti. Magrib kami sampai di kawasan wisata Mbebeng. Aku takut untuk penetrasi karena masih perawan. “Oke, tapi kamu juga tunjukin payudara kamu, gimana..? Tapi aku berpikir, why not, tidak ada ruginya. Dengan begini saja aku sudah menikmati. Mas Putra meraih payudaraku dan mendekapku sambil membalas goyanganku, aku menjerit tertahan waktu klimaks. Dengan menatap mataku, dia melepas satu persatu kancing kemejanya sambil mengelus sendiri puting susunya. “Oke,” jawabku, “Mas duluan ok..!”
Dia menatapku tajam sambil berlutut, membuka reslueting celana jeans-nya pelan hingga terlihat CD yang membalut penisnya yang sudah menegang. Kutidurkan badannya, dan aku di atas. Terasa nyeri. Daerah ini lumayan dingin karena daerah dataran tinggi lereng merapi. Hari sudah gelap, sehingga aman melakukannya di alam terbuka begini. Tangannya memegang bahuku pelan.
