Hampir setengah botol kutenggak black label dari si Oghe. Pinay porn segala macam perasaan bercampur aduk di kepalaku. “Duduklah dulu, kopimu sedang dibuatkan.”
Masih pura-pura lesu, aku kembali ke tempat duduk asalku.“Kamu kenapa lagi Rick?” Felly bertanya dengan lembut. Itu saja. “Aku sekarang ada di Lobby bawah, gimana kalau kita makan siang?”
“Sorry Fell, kemaren ada trouble di server di Singapore,” Aku menghela napas, “Ok 10 menit lagi aku ada di Lobby bawah.”Senang? Entah bagaimana ceritanya, kami ‘jadian’ lagi. Sampai akhirnya Felly keluar dari kamarnya. “Silahkan duduk Den.”
Aku duduk di ruang tamu. Kepalaku sudah berat. Aku duduk. Aku bukan remaja frustasi yang melarikan diri ke dalam alkohol. Tapi dia menyadari bahwa apa yang ada pada kami bukanlah cinta. Tapi sengaja aku membuat diriku seolah-olah seorang yang sedang dalam trauma psikis yang hebat. Setengah jam kemudian aku telah lupa bahwa aku sudah tidak ingin lagi bertemu dengan Felly. Setelah ia merapihkan celanaku, ia membereskan pakaiannya sendiri yang berantakan. Ada apa sebenarnya dengan dirinya? Dan kami pernah membicarakan hal itu.Jam 15.00 ditelan kesibukanku, aku telah melupakan Felly. Terus terang aku tahu bahwa namanya Oghe hanya dari struk pembayaran. “OK, sambungkan..!” Entah mengapa lidahku sulit diajak kompromi kalau sudah soal Felly. Aku merasa sudah tidak tahan
