Kupijit hidungku.Kun, buka pintu WC dan semprot aku ya kudengar suaranya dari dalam. Aku lupa diri. Bokep barat Nggak taulah. Tiap hari, pagi dan sore aku mengolesi luka-lukanya. Payudaranya terangkat naik. Tak terasa sudah dua bulan aku ikut Mas Pras. Aku harus membereskan semua pekerjaan di rumah, baru aku berani keluar untuk maen. Aku biasa di pangil Kun. Maklum kan manten anyar? Aku tidak berani pegang pahanya. Kusangga payudaranya naik, lalu sedikit kuremas dan kupijit. Setelah tiga hari hanya di lap dan dipel dengan handuk basah., pagi itu dia minta dimandikan dengan air hangat. Tak terasa sudah dua bulan aku ikut Mas Pras. Jadi biarlah semuanya dilayani oleh suaminya. Kutaruh saja tas kresek itu di kursi kayu dekat kompor minyak. Apa aku ketularan sakitnya Mbak Narsih. pinter kamu, Kun Mbak Narsih menggumam seperti ngomong sendiri. Aku keluar saja. Aku memang sudah puas tidur sejak petang tadi. Belum pernah kulihat sebelumnya. Keadaan dia, dua tangannya nyaris nggak bbisa pegang apapun. Berwarna pink semuanya. aku menatap dengan iba kakak iparku yang malang ini. ssssshhh mendengar rintihan Mbak Narsih, aku semakin menderita karena ada semacam gelombang getaran yang mau menjebol benteng.
