Jarang bergaul dengan perempuan selain ibuku, akupun jadi canggung kalau berdekatan dengan perempuan. Dia menghirup lagi dari gelas besar itu. Bokep Rangkulan Tante Ratih membuat aku semakin bersemangat dan terangsang. Apa yang mesti kuserang dulu, karena semuanya menggiurkan. Tapi dia mengambil inisiatif. Wajahku jelek dengan tulang rahang bersegi. Tante Ratih tinggal persis di sebelah rumahku. Tak kusangka aku bakalan dapat durian runtuh, berkesempatan tidur di samping Tante Ratih yang cantik banget. Tapi senjataku masih tertanam mantap di memek tebalnya.“Enak Tante?”, bisikku. Karena tampangku yang mirip keling, teman-temanku memanggil aku Pele, karena aku suka main sepakbola.Tapi sekalipun aku jelek dan hitam, otakku cukup encer. Aku terkejut, cepat kututup mulutnya dengan tanganku, takut kedengaran orang, apalagi kalau kedengaran oleh ibuku di sebelah. Atau aku disuruh kembali ke sofa karena lampu sudah nyala?Tante Ratih masuk ke kamar membawa cangkir dan sendok teh yang diberikan padaku. Aku tidak lagi menahan diri. Barangkali dia kira aku akan pulang ke rumahku untuk mandi? Saya mendengar ini terkadang jadi keluh-kesahnya pada ibuku.
