Barulah matanya menatapku. Bokep rusia Rupanya, begitu aku “turun” dari tubuhnya setelah persetubuhan kami terakhir lewat tengah malam tadi Alia langsung tertidur. Nah, sudah duduk di kursi, tapi masih ada penghalangnya, ada meja bundar di antara kami. Tak mudah memang, tapi tak susah benar. “Apa lagi, Yang?” Memang ada sedikit “warna lain” di paha kirinya bagian dalam. Hah, apa ini? “Iya, kalau jadi.”Ketika pompaanku makin cepat, ketika aku telah tiba saatnya untuk mencabut, Alia justru mengunci tubuhku dengan kakinya. Semacam curhat. Kenapa?”
“Lebih feminim.”
“Emang gue maskulin ya?”
“Bukan begitu. Tentu saja tanganku tak puas hanya merasakan kekenyalan dadanya dari luar, ingin menyentuh kulitnya langsung. Begitu mudah menggaet cewek dengan gambaran tubuh yang “wah” dan amat mudah juga mengajaknya ML. Tapi Alia keburu minta dimasuki. Jam 3 sore Alia meneleponku. Ngobrol, berbelanja, berkiriman dokumen, cari informasi apapun, semuanya dapat dilakukan tanpa beranjak dari rumah. Tanganku belum pernah menyentuh langsung buah dadanya, apalagi menghisap putingnya. Kubuang handuk yang menutupi tubuhku dan aku mendekat. Meremasi. Badannya masih dalam posisi bersetubuh gaya missionarist, terlentang dengan kaki membuka. Cara memakai celana dalamnya yang buru-buru menyebabkan mataku sempat menikmati bulu lebat kelaminnya.
