Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.“Ohhh…” Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari kontolnya.“Udah, Ndun. Sengaja aku tinggalkan cd-ku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Eki.Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Video bokep indo Sambil menatap mataku, dia bertanya,“Benarkah?”Aku mengangguk pelan sambil menangis,“Aku hamil, mas…”Jelas suamiku juga kaget. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Kemudian aku membimbing tangan anak itu, membawanya ke kamarku.Di dalam, aku meminta dia melepaskan bajuku karena agak repot melepas baju muslim panjang ini. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tangannya gemetar membuka celananya. Aku percaya dengan Sangga, karena dia tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Eki malu-malu melihat perutku.“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian sambil meletakkan penanya.“Menurutmu berapa bulan? Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang kecil itu.“Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar,” perintahku.“I-iya, Bu..” erangnya. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku.
