Keluar dari kamarmandi dengan sarung dan singlet dan handuk yang membalut tengkuk, kedua pundak dan lengan kulihat Tante Ratih sudah di dapur menyiapkan sarapan. “Tapi jangan buru-buru lagi ya?” katanya tersenyum dikulum. Indian Porn Kamu itu main dua kali 45 menit, bukannya cuman setengah jam. Selama lima menit berikutnya aku semakin meningkatkan tekanan. Goblok bener. Sentuhan ini menyebabkan Tante menggeliat-geliat memutar panggulnya dengan ganas, meremas dan menghisap kontolku. “Maafkan Tante”, bisikku di telinganya. Dalam terang kulihat Tante Ratih tersenyum disampingku. Dan juga aku jagoan di lapangan sepakbola. Spermaku muncrat tanpa dapat ditahan-tahan lagi. Setiap pagi penisku keras seperti kayu sehingga harus dikocok sampai muncrat dulu baru berkurang kerasnya. Selesai acara musik kami lanjutkan mengikuti warta berita lalu filem yang sama sekali tidak menarik. Aku sudah hendak menerkam mau menikmatinya sekali lagi sewaktu aku merasa desakan mau buang air kecil. Aku melepaskan kendali syahwat berahiku selepas-lepasnya. Tante takut sekali kalau ibumu tahu. Baru kali inilah aku pernah tidur dengan perempuan bahkan dengan ibuku sendiripun tak pernah.
