Sambil bergurau kami menjadi-jadi tertawa-tawa. Bokep jepang Ku intip keluar sana, Minoru menggunakan motor matic Honda Beat sendirian ke sini. Aku kaget rupanya dia menceritakan semuanya dengan blak-blakan. Ku biarkan sejenak kontolku menancap dalam memeknya, ku rebahkan tubuhku kembali hingga menindih Minoru. “Karaoke?”, tanyaku.“*****asyik bro..”, jawabnya. Video ini harus terus ku simpan, selain bisa sebagai bahan coliku, aku juga bisa terus mengancammu.Ku ulurkan tangan kananku sementara tangan kiriku masih memegang handycam. Aku coba memberinya ide untuk berpesta saja di tempat prostitusi, tapi Zenit sedikit kurang suka. Minoru sudah mulai membalas ciumanku, kubelai rambutnya perlahan, hingga kami bagaikan sepasang kekasih yang memadu cinta.Zenit masih tertidur pulas, dia sepertinya kecapekan, aku tidak mau membangunkanya, bisa saja dia malah mengganggu kegiatanku ini. Sedikit cupangan hingga kuciumi turun sampai ke buah dadanya.Putih, segar, kecil, harum, ranum, dengan puting yang masih kecil dan merah muda, entah bagaimana bisa kuungkapkan dengan kata-kata. Dia terpaksa berbaring di kasur menunggu dikerjai, sedikit menangis dia menunggu penderitaan. Minoru sedikit menahan bibirnya agar tidak terbuka, tapi lidahki dengan cepat bermain hingga bibir manisnya itu bisa kunikmati.Lalu aku pun menghiasi ciumanku itu dengan sedikit tambahan seperti meludahi bibirnya, kupaksa masuk agar Minoru menelan semua air ludahku.
