”Auw!” wanita itu menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede milikku menyentuh dan menguak bibir vaginanya. ”Sudah lama ya nggak dikeluarin?” wanita itu bertanya. Bokep barat ”Ehm, mbak…” Tapi kalimatku sudah dia potong. Wanita itu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, tepat di sisiku. Tak puas cuma dengan tangan, segera aku singkap blus yang dipakainya ke atas. Sementara vagina wanita itu masih terus bergetar dan berkedut-kedut. Apa ini sesuai dengan bayanganku? ”Sudah nggak sabar ya, pak?” tanyanya. Dia sempat menggenggam sebentar batang penisku yang masih ngaceng berat sebelum menepikan tubuhnya, memberi jalan bagiku. Sementara tangannya terus meremasi dan mengurut-urut batang penisku. Kami sudah hilang kontrol. Dengan tubuh telanjang, aku melangkah menuju kulkas kecil di sudut kamar. ”Sebentar saja, pak. “Sepertinya saya tak melihat ada cafe yang masih buka, bu.” “Di restoran fast food, pak.” “Oh begitu. “Hamili saya juga, pak. Darah yang naik ke kepalaku membuat wajahku seakan bengap. “Itulah kenapa dia tidak menolak kukasih anak 7 orang.” aku menjawab bangga, dan tertawa. Aku sudah terlanjur bergairah, nanggung kalau harus berhenti sekarang.
